Selasa, 17 November 2009

Tugas Mahasiswaku

Kiyai Muda Online: Dari Mas Gun diinformasikan tentang tugas pembuatan makalah mahasiswa Semester I (satu) Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Muhammadiyah Sibolga Tahun Akademi 2009/2010, judul disesuaikan dengan nomor urut pada absen di lokal masing-masing sebagaimana tercantum di bawah ini:

1. Study Tentang Pengertian Al-Hadits Dan 10 Contoh Al-Hadits.
2. Study Tentang Pengertian Assunnah Dan 10 Contoh Hadits Sunnah.
3. Study Tentang Pengertian Khobar Dan 10 Contoh Hadits Khobar.
4. Study Tengang Pengertian Atsar Dan 10 Contoh Hadits Atsar.
5. Study Tentang Hadits Qouli Dan 10 Contohnya.
6. Study Tentang Hadits Fi'li Dan 10 Contohnya.
7. Study Tentang Hadits Hammi Dan 10 Contohnya.
8. Study Tentang Hadits Ahwali Dan 10 Contohnya.
9. Study Tentang Ilmu Hadits.
10. Study Tentang 'Ulumul Hadits.
11. Study Tentang 'Ulum Al-Hadits.
12. Ilmu Riwayatul Hadits.
13. Ilmu Dirayatul Hadits.
14. Ilmu Rizalul Hadits.
15. Ilmu Al-Jarh Wa At-Ta'dilul Hadits.
16. Ilmu Tarikh Ar-Ruwatul Hadits.
17. Ilmu 'illatul Hadits.
18. Ilmu An-Nasikh Wa Al-Mansukhil Hadits.
19. Ilmu Asbabul Wurudil Hadits.
20. Ilmu Ghoribul Hadits.
21. Ilmu At-Tashif Wat Tahriful Hadits.
22. Ilmu Mukhtaliful Hadits.
23. Ilmu Sanadil Hadits.
24. Ilmu Matanil Hadits.
25. Ilmu Rawiyul Hadits.
26. Sanad.
27. Matan.
28. Rawi.
29. Kedudukan Hadits Sebagai Sumber Hukum Islam.
30. Fungsi Hadits Terhadap Al-Qur'an.
31. Al-Hadits Sebagai Bayanul Taqrirul Qur'an.
32. Al-Hadits Sebagai Bayanul Tafsirul Qur'an.
33. Al-Hadits Sebagai Bayanul Tasyri'ul Qur'an.
34. Al-Hadits Sebagai Bayaul Nasikhul Qur'an.
35. Sejarah Perkembangan Hadits Pada Masa Rasulullah SAW.
36. Sejarah Perkembangan Hadits Pada Masa Sahabat Rasul.
37. Sejaran Perkembangan Hadits Pada Masa Tabi'in.
38. Sejarah Perkembangan Hadits Pada Masa Tabi' Tabi'in.
39. Sejarah Perkembangan Hadits Pada Masa Kodifikasi Hadits.
40. Sejarah Perkembangan Hadits Pada Masa Penyempurnaan dan Pengembangan Sistem Penyusunan Kitab-Kitab Hadits.
41. Pembagian Hadits Dari Segi Kuantitasnya.
42. Pembagian Hadits Dari Segi Kualitasnya.
43. Hadits Maqbul Dan 10 Contohnya.
44. Hadits Mardud Dan 10 Contohnya.
45. Hadits Shahih Dan 10 Contohnya.
46. Hadits Shahih Dan 10 Contohnya.
47. Hadits Hasan Dan 10 Contohnya.
48. Hadits Dha'if Dan 10 Contohnya.
49. Hadits Maudu' Dan 10 Contohnya.
50. Sistematika Penerimaan Hadits.
51. Sistematika Periwayatan Hadits.
52. Sejarah Peranan Wanita Dalam Periwayatan Hadits.
53. Sejarah Perkembangan Pemikiran 'Ulumul Hadits Pada Zaman Klasik.
54. Sejarah Perkembangan Pemikiran 'Ulumul Hadits Pada Zaman Pertengahan.
55. Sejarah Perkembangan Pemikiran 'Ulumul Hadits Pada Zaman Modernisasi.
56. Signifikasi Perkembangan Pemikiran 'Ulumul Hadits.
57. Sejarah Pemikiran 'Ulumul Hadits Di Indonesia.
58. Sejarah Pemikiran 'Ulumul Hadits Di Sibolga.
59. Sejarah Pemikiran 'Ulumul Hadits Di Tapanuli Tengah.
60. Biografi Singkat Para Ahli Hadits Dari Zaman Ke Zaman.

Keterangan lebih lanjut akan disampaikan dalam pertemuan kuliah dan saya sampaikan selamat bekerja semoga sukses menjadi peneliti religius. Tugas sudah dikumpul paling lambat 7 hari sebelum ujian semester.

Jumat, 02 Oktober 2009

41 Istilah Penting 'Ulumul Hadits

1. Ilmu Musthalah Hadits :
Ilmu dengan ushul (landasan-landasan) dan kaidah–kaidah yang dengannya diketahui keadaan sanad dan matan dilihat dari sisi diterima atau ditolak. Pembahasannya adalah sanad dan matan dari sisi diterima atau ditolak. Faidahnya adalah membedakan antara hadits yang shahih dari yang dha’if.

2. Hadits
Etimologis : Sesuatu yang baru, lawan dari alqadim (lama), bentuk jamaknya Ahadits
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad saw baik perkataan, perbuatan, penetapan ataupun sifat.

3. Atsar
Etimologis : Sisa dari sesuatu, bentuk jamaknya al-aatsaar
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada para Sahabat dan Tabi’in.

4. Riwayat
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja rowa yang artinya menukil dan menceritakan
Terminologis : Ilmu menukil berbagai sabda Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam dan perbuatannya dengan rentetan pendengar, menghafal, penelitian dan menuliskannya.

5. Dirayat
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja daroo yang artinya mengetahui
Terminologis : Ilmu yang dengannya diketahui macam – macam riwayat dan hukum – hukumnya, syarat–syarat perawi, tingkatan–tingkatan objek riwayat dan menguraikan makna – maknanya.

6. Mutawatir
Etimologis : Bentuk isim fa’il dari kata tawaataro yang artinya bertutut–turut
Terminologis : Hadits yang diriwayatkan banyak perawi dan menurut kebiasaan mustahil mereka bersepakat atas kedustaan.

7. Hadits Aahad
Etimologis : Aahad bentuk jamak dari ahad yang berarti satu, yaitu awal bilangan
Terminologis : Hadits yang tidak terkumpul padanya syarat–syarat Mutawatir

8. Hadits Qudsi
Terminologis : Hadits yang sanadnya adalah Nabi Muhammad saw bersambung kepada Allah Swt.
Maka diriwayatkan oleh Nabi Muhammad bahwa itu adalah Kalamullah.

9. Sanad
Etimologis : Sesuatu yang jadi sandaran
Terminologis : Jalan yang sampai kepada matan. Atau juga : rangkaian perawi yang sampai kepada matan

10. Matan
Etimologis : Bagian dari tanah tinggi yang keras
Terminologis : Kalam (perkataan) yang didahului sebelumnya oleh akhir sanad

11. Syadz
Etimologis : Yang sendirian yaitu menyendiri dari orang banyak
Terminologis : Hadits yang diriwayatkan oleh perawi yang maqbul ( diterima riwayatnya ) tapi menyelisihi orang yang lebih utama atau lebih kuat darinya.

12. Al – ‘Illah
Etimologis : Penyakit. Jamaknya ‘Ilal
Terminologis : Penyebab yang tersembunyi dan tidak jelas yang bisa merusak kashahihan hadits.

13. Hadits Shahih
Etimologis : Shahih antonim dari kata saqim (sakit)
Terminologis : Hadits yang tersambung sanadnya dengan diriwayatkan oleh rawi yang adil dan sempurna hafalannya dari rawi sepertinya sampai akhir, tanpa ada keganjilan (syadz) dan cacat (illat).

14. Hadits Hasan
Etimologis : Hasan adalah sifat yang berarti perhiasan dan keindahan
Terminologis : Hadits yang tersambung sanadnya dengan diriwayatkan oleh rawi yang adil dan ringan hafalannya dari rawi sepertinya sampai akhir, tanpa ada keganjilan (syadz) dan cacat (illat).

15. Hadits Dha’if
Etimologis : Dha’if adalah antonim dari kata qowie (kuat).
Terminologis : Hadits yang tidak terhimpun padanya semua syarat hasan dikarenakan kehilangan salah satu syarat hasan.

16. Hadits Maudhu’
Etimologis : Bentuk isim maf’ul dari kata kerja wadho’a yang artinya turun atau menurunkan, lawan kata dari Rofa’a (naik, menaikkan).
Terminologis : Kebohongan yang diada–adakan dan dibuat–buat kemudian dinisbatkan kepada Rasulullah Muhammad saw dengan sengaja.

17. Marfu’
Etimologis : Bentuk isim maf’ul dari kata ar-raf’u (tinggi), antonim dari kata wadho’a (= turun, rendah) Sepertinya dinamakan marfu’ seperti itu karena dinisbatkan kepada pemilik kedudukan yang tinggi yaitu Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam.
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Sallallahu 'Alahi Wasallam baik perkataan, perbuatan, penetapan ataupun sifat, baik sanadnya muttasil (tersambung) atau munqathi’ (terputus).

18. Mauquf
Etimologis : Bentuk isim maf’ul dari kata kerja waqofa yang artinya diam dan berdiri.
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Shahabat radiyallahu 'anhum baik perkataan, perbuatan ataupun penetapan.

19. Maqthu’
Etimologis : Bentuk isim maf’ul dari kata qotho’a, dimana dia adalah antonim dari kata washola (menyambung).
Terminologis : Segala sesuatu yang disandarkan kepada Tabi’in atau yang dibawah mereka baik perkataan ataupun perbuatan.

20. Al - Jarh
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja jaroha yang artinya memberikan bekas luka pada tubuh akibat senjata.
Terminologis : Suatu sifat jika ada pada seorang perawi, maka hilanglah penghargaan atas ucapannya dan batallah mengamalkan riwayatnya.

21. At - Ta'dil
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja ‘addala yang artinya menegakkan dan meluruskan.
Terminologis : Menyifati seorang rawi dengan apa–apa yang mengharuskan riwayatnya diterima.

22. Al–Musnid
Terminologis : Orang yang meriwayatkan hadits dengan sanadnya, baik ia berilmu tentang hadits itu ataupun tidak, namun hanya sekedar meriwayatkan.

23. Al–Muhaddits
Etimologis : Bentuk isim fa’il dari kata at-tahdiits yang artinya membicarakan dan mengabarkan
Terminologis : Orang yang menyibukkan diri dalam ilmu hadits baik secara riwayat ataupun dirayat, dan ia memiliki ilmu tentang ilmu rijal (para rawi), biografi mereka, jarh dan Ta'dil mereka.

24. Al–Hafidz
Etimologis : Bentuk isim fa’il dari kata kerja hafidzo yang artinya penghafal
Terminologis : Orang yang derajatnya lebih tinggi dari Muhaddits. Ada pendapat lain bahwa al – Hafidz yaitu orang yang menguasai pengetahuan seratus ribu hadits. Ada juga yang mengatakan bahwa dia sama dengan Muhaddits.

25. Al–Hujjah
Etimologis : Dalil dan penjelasan
Terminologis : Orang yang derajatnya lebih tinggi dari al-Hafidz. Ada pendapat lain bahwa al – Hujjah adalah orang yang hafal tiga ratus ribu hadits beserta sanadnya.

26. Al–Hakim
Etimologis : Bentuk isim fa’il dari kata kerja hakama yang berarti memutuskan
Terminologis : Orang yang menguasai semua ilmu dalam hadits yang teriwayatkan dari aspek matan dan sanad hingga tidak ada yang luput kecuali sedikit saja.

27. Syaikhul Islam
Julukan ini adalah julukan tertinggi bagi para ahli hadits. Orang yang terkenal dengan julukan ini adalah Ibnu Taimiyah, Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahumallah, dan yang lainnya.

28. Amirul Mukminin Fil Hadits
Julukan ini adalah julukan tertinggi di kalangan para perawi. Orang yang diberi julukan ini adalah orang yang di zamannya terkenal hafalan dan pengetahuannya tentang ilmu hadits. Sehingga jadilah orang itu orang paling berpengetahuan di zamannya dan para imam di zamannya. Seperti : Sufyan at-Tsauri, Malik bin Anas, muhammad bin Ismail al-Bukhari rahimahumullah

29. Al – ‘Abadilah
Mereka adalah empat orang Shahabat yang sangat terkenal dengan nama Abdullah.
Mereka adalah :
- Abdullah bin Umar
- Abdullah bin Abbas
- Abdullah bin Zubeir
- Abdullah bin Umar radiyallahu 'anhum ‘ajma’in

30. Takhrij
Etimologis : Bentuk mashdar dari kata kerja khorroja yang berarti : mengeluarkan
Terminologis : Ilmu yang menyebutkan sumber–sumber asli hadits, baik dengan menetapkan hukum untuknya atau tidak.

31. Tsiqoh
Terminologis : Orang yang memiliki dua sifat, yaitu adil dan dhabit menurut pendapat yang masyhur.

32. As – Sunan
Etimologis : Bentuk jamak dari as-sunnah. Sunnah adalah perilaku yang baik ataupun yang buruk
Terminologis : Kitab – kitab yang disusun membahas bab–bab tentang fiqih.

33. Shahih Al–Isnad
Istilah ini dimutlakkan atas isnad yang terpenuhi tiga syarat sebagai shahihnya, yakni : sanad yang bersambung, para perawi yang kuat hafalannya dan para perawi yang adil. Maka ungkapan Shahih Al–Isnad ditetapkan untuknya. Tapi keshahihan isnad tidak mesti menunjukkan kashahihan matan.

34. Hadits al-‘Ali
Etimologis : Bentuk isim fa’il dari kata al-‘Uluw yang artinya : yang di atas, dia antonim dari kata an–Nuzul (yang rendah).
Terminologis : Hadits yang lebih sedikit jumlah perawinya bila dibandingkan dengan sanad lain yang menyebutkan hadits tersebut dengan jumlah perawi yang lebih banyak.

35. Hadits an – Naazil
Etimologis : Bentuk isim fa’il dari kata nazala yang berarti turun.
Terminologis : Hadits yang lebih banyak jumlah perawinya bila dibandingkan dengan sanad lain yang menyebutkan hadits tersebut dengan jumlah perawi yang lebih sedikit.

36. Al – Gharib
Etimologis : Sifat Musyabbahah yang berarti orang yang menyendiri atau yang jauh dari kerabatnya.
Terminologis : Hadits yang diriwayatkan oleh satu perawi saja.

37. Ilmu Rijal
Ilmu dimana keadan para perawi dapat diketahui dengan ilmu tersebut, lalu dapat diputuskan jarh dan Ta'ala’dil terhadap mereka.

38. Muttafaq ‘Alaih
Maksud Muttafaq ‘Alaih adalah kesepakatan dua Syaikh : Bukhari dan Muslim pada keshahihan hadits, bukan kesepakatan umat. Tapi Ibnu Sholah mengatakan : “Tapi kesepakatan umat otomatis terbentuk dengan adanya kesepakatan dua syaikh tersebut. Karena umat telah sepakat untuk menerima apa yang di sepakati keduanya”

39. Mukhtalif al-Hadits
Etimologis : Mukhtalif bentuk isim fa’il dari kata ikhtilaf yang berarti perbedaan. Antonim dari kata ittifaq (= kesepakatan )
Terminologis : Hadits yang maqbul ( diterima ) yang berlawanan dengan hadits yang semisalnya, tapi masih dimungkinkan adanya aljam’u ( penggabungan dan penyerasian antara keduanya )

40. Nasikh dan Mansukh
Etimologis : Nasikh adalah bentuk isim fa’il sedangkan mansukh adalah bentuk isim maf’ul dari kata nasakho yang berarti menghilangkan dan menukil. Semuanya masuk pada bab Naskh.
Terminologis : Nasikh adalah Menghilangkan hukum syar’i dengan dasar dalil syar’i yang datang belakangan darinya.
Nasikh adalah sesuatu yang menunjukkan kepada penghilangan yang telah disebutkan. Sedangkan mansukh adalah hadits yang dinaskh oleh hadits yang datang belakangan darinya

41. Thabaqah
Etimologis : Generasi setelah generasi atau suatu kaum yang seangkatan dalam pada umur dan masa. Juga dipakai dalam arti tingkat dan derajat.
Terminologis : Suatu sebutan di kalangan ahli hadits tentang suatu kelompok yang berserikat dalam umur dan bertemu dengan para syaikh.

Wallahu A'lam

Minggu, 17 Mei 2009

Pertolongan Kiyai Muda

Kiyai Muda Online: "Dewasa ini 1001 peristiwa ganjil telah terjadi di jagat Allah ini, mengakibatkan 1001 efek positif bagi mereka yang kuat mental menghadapinya, namun 1001 efek negatif pula telah terjadi bagi mereka yang memiliki mental di bawah rata-rata. Bukan niat saya menakut-nakuti anda, tetapi realita berbagai peristiwa yang telah terjadi di jagat Allah ini yang telah berbicara, sebab jagat ini berbicara bukan harus lewat mulut saja, tetapi ada kalanya jagat ini berbicara lewat penampilan berbagai peristiwa yang telah, sedang dan akan terjadi.

Namun peristiwa itu suatu hal yang lumrah di sisi Allah, sebab Dia lah yang telah mensetting segalanya, di tanganNya segala peristiwa seperti yang telah diprogramkan Allah dalam Al-Kitab Qur'an sebagai kitab tertulis dari Allah yang tidak pernah berselisih dengan induk Kitabullah yang terdapat di alam goibullah (Lauhil Mahfuzh). Segala peristiwa pastilah bersesuaian dengan apa yang Allah kehendaki, sebab hanya Dia lah sesungguhnya yang sangat berhaq dalam segala kehendak.

Namun saya punya satu keyakinan, bahwa sesungguhnya Allah tidak pernah menghendaki terjadinya peristiwa negatif menimpa manusia, kecuali jika manusia itu dajjal kepada Allah dan kepada segala yang Allah cintai, maka membuat Allah jadi murka.

Penyakit yang anda alami, jika telah berobat ke sana ke mari, namun tidak juga sembuh, maka saya sarankan hubungi saya, agar saya bukakan pintu menuju penyelarasan kehendak hati dan fikiran anda dengan kehendak pada sisi Allah. Dengan cara ini saya yakin insya Allah masih ada harapan kesembuhan untuk anda, dengan syarat:

1. Ikhlash bertaubat kepada Allah SWT.
2. Ikhlash beriman kepada Allah SWT.
3. Ikhlash ta'at dan taqwa kepada Allah SWT.
4. Sabar selama berobat sampai sembuh.
5. Kalau sudah sembuh harus bertekat untuk selalu dekat kepada Allah.

Jika 5 syarat di atas dapat anda penuhi lahir batin, insya Allah saya akan dapat membantu anda mengobati 1001 penyakit dan problema hidup anda sampai sembuh dan sampai normal 100%.

Hubungi Saya: KIYAI MAS GUN
Hp : 085276600050
Alamat Saya : Jl. Zainal Arifin, Gg. Apple, Budi Luhur, Pandan, Tap-Teng, Sumut, Indonesia.

Demikian saya sampaikan, semoga informasi ini bermanfaat buat anda." www.kiyaimudaonline.blogspot.com

Sabtu, 09 Mei 2009

Perang Abadi


Kiyai Muda Online: Di dunia ini ada dua blok yang terus menerus saling bertempur sejak Adam `Alayhissalam diturunkan ke dunia sampai hari kiamat nanti. Al Qur`an mengistilahkan pertempuran itu antara blok Hizbullah (tentara Allah) dengan blok Hizbusy Syaithaan (tentara setan). Ciri-ciri Hizbullah adalah sebagaimana yang Allah beritakan dalam surat Al Mujadalah 19 dan hizbusy Syaithaan diberitakan didalam surat yang sama ayat 22:

“Syaithan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah hizbusy syaithaan (golongan syaitan). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan syaitan itulah golongan yang merugi.” (Al Mujadalah 19)

“Kamu tak akan mendapati kaum yang beriman pada Allah dan hari akhirat, saling berkasih-sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara ataupun keluarga mereka. Meraka itulah orang-orang yang telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah ridha terhadap mereka, dan merekapun merasa puas terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah hizbullah (golongan Allah). Ketahuilah, bahwa sesungguhnya hizbullah (golongan Allah) itu adalah golongan yang beruntung.” (Al Mujadalah 22)

Hizbullah dipimpin oleh Allah yang pimpinan hariannya adalah para Nabi dan para Rasul. Kemudian setelah wafatnya para Nabi dan Rasul, kepemimpinan harian Hizbullah digantikan oleh pewaris para Nabi yakni ulama. Dimana para `ulama ialah pewaris ilmu dan amalnya para nabi dan rasul. Dalam hal ini rasulullah Shalallahu `layhi Wasallam bersabda:”Para ulama adalah pewaris para nabi, namun mereka tidak mewariskan dinar maupun dirham. Mereka hanyalah mewariskan ilmu. Barangsiapa yang mengambil ilmu tersebut sungguh ia telah mendapatkan bagian yang banyak dari warisan tersebut ”.Hadits ini diriwayatkan oleh Al-Bukhari dalam kitab Shahihnya

Adapun hizbusy syaithaan, pimpinannya ialah iblis la`natullah `alaihi, yang kepemimpinan hariannya dijalankan oleh para thaaghuut yang disebutkan tadi ciri-cirinya sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul Qayyim Al Jauziyyah rahimahullah: ”yakni semua pihak yang menjadi sebab hamba Allah melanggar ketentuan Allah maka ia thaaghuut apakah dalam bentuk sesembahan, tokoh yang diikuti atau pimpinan yang diataati”.

Peperangan abadi itu dimulai sejak sumpah kebulatan tekad Iblis la`natullah `Alayhi dihadapan Allah Ta`aala ketika ia diusir oleh dari surga Allah. Allah Ta`aala menukilkan ucapan Iblis didalam Al Qur`an Surat al-A’raaf ayat 16:

Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,”

Sumpah Iblis sang pimpinan tertinggi hizbusy syaithan ini kemudian dijalankan oleh para thaaghuut tadi dengan misi utamanya yaitu menyesatkan manusia dari jalan Allah Ta`aala.
Maka Allah Ta`aala memperkenalkan kepada kita bahwa dunia ini adalah medan perang. Genderang perang itu telah ditabuh sejak manusia pertama didunia yakni Aadam `Alayhis Salaam, dan akan terus menerus berlanjut hingga hari kiamat. Oleh sebab itu, kita memang mau tidak mau membutuhkan agama Allah ini untuk “ngeblok” ke blok yang benar. Jangan sampai kita mengambil sikap nonblok, sebab ini sikapnya orang-orang munafiq, dimana para munafiqiin bersikap tidak kesana tidak pula kemari, yakni seperti bunglon dalam beragama. sehingga sulit diketahui apakah ia itu blok hizbullah atau hizbusy syaithaan. Sikap semacam ini sangat berbahaya, oleh karena itu Allah menempatkan orang-orang munafiq di kerak neraka, karena mereka lebih parah keadaannya daripada kuffar bahkan Iblis. Na`uudzubillah min dzaalika.

Jadi kita beragama ialah untuk ngeblok kepada blok Allah (hizbullah) dan bertempur melawan hizbusysyaithan. Dan dengan tuntunan agama ini pula kita menyikapi musuh kita sebagai musuh dan kita meyikapi kawan sebagai kawan, dan membenci segala yang dibenci oleh Allah serta mencintai segala yang dicintai oleh Allah. Dengan ngeblok kepada blok yang benar, maka kita akan selamat di dunia dan akhirat dan pada akhirnya akan keluar sebagai pemenang dalam pertempuran abadi ini yang diistilahkan dalam agama yaitu husnul khathimah (akhir hidup yang baik).

Bekal Yang Harus Dimiliki

Maka bekal yang harus dimiliki oleh seorang mukmin untuk berlaga di medan perang ini ialah tidak ada lain selain `ilmu Al Qur`aan dan Assunnah.sebab dengan mengerti dua perkara tersebut, maka kita akan tahu siapa lawan siapa kawan dan juga akan mengerti bagaimana cara bersikap yang benar kepada lawan dan kepada kawan. Kita harus mengerti apa yang turunkan Allah di dalam Al Qur`aan dan Assunnah. Jangan sampai keadaan kita seperti keadannya ahlul kitaab (Yahuudi dan Nashaara), dimana Allah telah menurunkan kepada mereka Al kitaab (kitabullah), namun hal itu tidak membuat hati mereka tunduk dan mengingat Allah. Allah Ta`aala berfirman dalam surat Al Hadiid ayat 16:

“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Dalam ayat diatas Allah Ta`ala memepringatkan kita akan adanya kemungkinan untuk kita terjerumus dalam perbuatan ahlul kitab (yahuudi dan nashara) tersebut, sehingga Allah Ta`aala membimbing kita agar selamat dari keadaan yang demikian, yakni dengan cara mempelajari Al Qur`an dan Assunnah dan mengamalkannya.

Maka hidup didunia ini tidak ada lain melainkan perjuangan dan perjuangan. Didalamnya kita bisa kalah dan juga bisa menang. Kita akan kalah ketika kita terjerumus kedalam perangkap-perangkap Iblis atau bahkan terikut menjadi tentara iblis dalam wujud manusia yang ikut serta memuluskan misi Iblis dalam menyesatkan manusia. Na`uudzubillah, Kita berlindung kepada Allah dari kejelekan semacam ini. Kita berharap dapat masuk kedalam blok Hizbullah (tentara/golongan Allah) yang terus menerus istiqaamah (konsisten) berperang menghadapi berbagai makar Hizbusy Syaithaan hingga ajal menjemput, hingga akhirnya kita keluar sebagai pemenang dalam pertempuran abadi ini dan berakhir dengan predikat Husnul khathimah. Amin. Wallahu A`lamu Bishshawaab.

Sumber:

http://www.samuderailmu.wordpress.com/2008/11/05/perang-abadi/#more-143

Rabu, 06 Mei 2009

Pengertian Tauhid

Kiyai Muda Online: Tauhid adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang beriman kepada Allah, beriman kepada Malaikat Allah, beriman kepada Kitab Allah, beriman kepada Nabi dan Rasul Allah, beriman kepada datangnya hari kiamat dan beriman kepada taqdir.

Asal makna "tauhid" ialah mengi'tiqadkan (meyakinkan) bahwa Allah adalah "satu", tidak ada syarikat bagiNya. Sebab dikatakan ilmu tauhid ialah karena inti ilmu tauhid adalah ilmu yang menetapkan tentang sifat "wahdah" (satu) bagi Allah dalam ZatNya, wahdah dalam perbuatanNya mencipta segalanya, berdiri sendiri tanpa ada yang menciptakanNya, yang awal permulaannya tanpa ada yang mengawaliNya dan Allah pula tempat segalanya berakhir tanpa ada yang mampu mengakhiriNya.

Ilmu tauhid disebut juga dengan ilmu aqidah, teology, ilmu qalam dan ilmu iman, karena hakikat ilmu di dalamnya sama, yaitu menetapkan keesaan bagi Zat Allah dengan dalil aqli (aqal) dan naqli (nash Al-Qur'an wal Hadits). www.kiyaimudaonline.blogspot.com

Pengertian Kiyai

Kiyai Muda Online: Kiyai merupakan bahasa Jawa, asal kata Kiyai dari kata "Ki" artinya orang tua atau orang yang dituakan dan "yai" asal katanya dari piawai artinya orang yang cekatan, ahli dan profesional dibidang keilmuan Islam sehingga disegani dan dihormati oleh orang-orang sekitarnya, suka menolong, membantu dan memberi solusi kepada orang-orang yang membutuhkan pertolongan. Seorang kiyai tidak pelit ilmu, terutama ilmu-ilmu KeIslaman yang berlandaskan kepada Al-Qur'an dan Al-Hadits tanpa pamrih.

Gelar Kiyai ditujukan kepada Muslim (lelaki Muslim) yang ta'at beribadah kepada Allah SWT dan mengabdikan dirinya untuk kemaslahatan manusia di manapun dia berada, tidak gila harta walau butuh harta untuk bekal beribadah kepada Allah, namun harta hanya sekedar dibutuhkan untuk bekal beribadah kepada Allah semata dan bukan untuk memperkaya diri sendiri. Itu sebabnya jarang kita menemukan para kiyai yang kaya harta, namun kaya ilmu.

Bagi seorang kiyai, harta bukanlah berupa duit, emas permata atau berlian, tetapi Kitab (buku), itu sebabnya para kiyai walau hidup penuh sederhana, namun punya banyak kitab untuk dibaca, dipelajari dan untuk bekal membimbing orang lain ke jalan yang Allah ridhoi. Dengan kitab yang dimiliki, para kiyai sering dijuluki dengan istilah "kutu buku", tiada hari tanpa membaca merupakan salah satu motto hidup di kalangan para kiyai, kalau tidak membaca terasa pening kepala merupakan motto lanjutannya, sehingga para kiyai dipacu untuk terus belajar tanpa henti untuk bekal terus mengajar dan mendidik orang lain tanpa henti pula. www.kiyaimudaonline.blogspot.com

Jumat, 01 Mei 2009

7 Alat Pembuat Dosa Jasadi


Kiyai Muda Online: Pada jasad ada 7 alat pembuat dosa, yaitu:

1. Mata : Dosa mata karena melihat sesuatu yang diharamkan Allah untuk melihatnya.
2. Telinga : Dosa telinga karena mendengar sesuatu yang diharamkan Allah untuk mendengarnya.
3. Hidung : Dosa hidung karena mencium sesuatu yang diharamkan Allah untuk menciumnya.
4. Mulut : Dosa mulut karena memakan, meminum dan membicarakan sesuatu yang diharamkan Allah untuk memakan, meminum dan membicarakannya.
5. Tangan : Dosa tangan karena menjangkau sesuatu yang diharamkan Allah menjangkaunya.
6. Kaki : Dosa kaki karena menjalani sesuatu yang diharamkan Allah untuk menjalaninya.
7. Kemaluan : Dosa kemaluan karena zina jasadi.

Itulah 7 alat pembuat dosa pada jasad yang harus disterilkan, agar 7 alat itu tidak mampu menimbulkan dosa pada jasad. Bersambung. www.kiyaimudaonline.blogspot.com

Rabu, 29 April 2009

Asma Zatillah Hitam Putih

















































Dulu, Sekarang Dan Akan Datang

Kiyai Muda Online: Dulu kita tidak tahu sedang ada di mana, karena dulunya kita belum pernah ada. Jasad kita ini dulunya mungkin masih menjadi tanah liat hitam legam atau masih berada di lumpur lapindo atau masih menjadi pasir, debu dan batu. Mungkin juga kita dulunya masih menjadi karang di lautan samudera luas, siapa yang tahu? Kamu dan aku sama bodohnya tentang masa lalu, tapi yang aku tahu jasad kita dulunya dari tanah, tidak ada diantara kita yang tahu dari tanah apa jasad kita dicipta, tiba-tiba kita sudah ada di perut ibu kita sebagai pabrik cetakan postur jasad kita, di dalamnya kita dibentuk oleh tangan-tangan gaib suruhan Allah selama kurang lebih 9 bulan 10 hari lamanya, gelap karena tiada cahaya di dalamnya, aku sebut tempat itu sebagai gua garba dan para kiyai tua menyebutnya rahim (salah satu nama Allah yang artinya penyayang). Dengan kasih sayang dari Allah, kita dibentuk sedemikian rupa, sehingga kita punya kepala dipenuhi dengan bibir belah samping nan amat ramping imut-imut tanpa gigi di dalamnya, ada pipi montok halus aduhai lembutnya, ada 2 mata lentik bagai 2 senter perlambang matahari dan rembulan menyinari semesta raya, ada hidung dengan 2 lubang menghadap ke bawah, ada daun telinga nan serasi lebarnya dengan kepala kita (kalau daun telinga kebesaran dari kepala kita, maka kita bisa di sebut sebagai manusia besar telinga bagai gajah di hutan belantara), lalu kita punya dada, punya perut, pinggang, tangan, kaki dan lainnya serba sempurna. Oh betapa indahnya. Setelah proses pencetakan berlangsung 4 bulan lamanya, kita didatangi oleh Zat Yang Maha Lembut dengan menitipkan ruhNya ke jasad kita, sehingga kita jadi hidup dan kita ditanyaNya: Apakah engkau mengakui Aku sebagai Tuhanmu? Sewaktu itu kita spontan menjawab seolah kita mengenalNya: Ya aku bersaksi. Yang bertanya itu adalah Allah SWT dan posisi kita di saat itu sebagai hambaNya yang amat suci, karena diwaktu itu kita belum berbuat dosa sehingga kita mampu menyaksikanNya dengan segenap jiwa raga kita tanpa ada tirai antara kita denganNya. Subhanallah di awal kehidupan kita telah bersua denganNya.

Setelah Allah titipkan ruhNya ke jasad kita, kita jadi hidup, berlahan kehidupan itu mengembangkan jasad kita semakin besar di dalam gua garba itu. Lalu setelah masa semedi ahwal kita di dalam gua garba sekitar 9 bulan 10 hari itu kita pun harus turun gunung lewat pintu gua yang telah Allah persiapkan, para satria piningitpun telah lepas dari pingitannya terlahir dengan penuh jeritan dan air mata, namun kita disambut dengan senyum tawa bercampur air mata dari orang-orang sekitar kita, semua yang menyaksikan kita saat itu bangga dengan kehadiran kita di tengah-tengah mereka.

Di kala itu kita menangis karena kita tidak lagi menyaksikanNya dengan mata kepala kita, kitapun seolah terpisah dariNya, seolah terpisah dari pelukanNya, seolah terpisah dari genggamanNya, jari jemari tangan kitapun menggenggam erat janji itu, namun perlahan genggaman itu kendur seiring kita sudah mulai melupakan pertemuan denganNya saat bertapa di gua garba disebabkan kita sudah mulai menyukai dunia seisinya, lalai dan terpedaya oleh pesona panorama semesta, namun jauh di lubuk hati kita masih amat merindukanNya dan bertekat ingin selalu bersua denganNya.

Kini kita sudah serba besar (besar hati, besar kepala, besar mata, besar telinga, besar mulut, besar tangan, besar kaki dan besar yang lainnya) bahkan sudah remaja dan dewasa seiring waktu yang menghantarkan kita hingga bisa sampai seperti sekarang ini, duhai tampannya, duhai cantiknya, kini semuanya serba berbeda. Jika dulu kita dimanja karena imutnya, kini tak perlu dimanja karena sudah bisa tegak mandiri di atas bumi ilahi, sudah bisa melakukan apa saja yang diingini untuk bertahan hidup di jagat Allah ni, sungguh luar biasa sekali kita saat ini, untunglah kita sekarang masih hidup, masih dapat menghirup udara segar yang Allah tebar di sekitar sembari bersiul diiring musik gitar penuh nada getar syahdu di qalbu.

Kini kita diberi pedoman hidup:
1. Pandangan Hidup (setiap dipandang, hidup).
2. Pegangan Hidup (setiap dipegang hidup).
3. Sandaran Hidup (setiap bersandar, hidup).
4. Perjalanan Hidup (setiap berjalan, hidup).
5. Ingatan Hidup (setiap teringat, hidup).
6. Tujuan Hidup (setiap menuju, hidup).
7. Pertemuan Hidup (setiap bertemu, hidup).

Kini setiap kita punya pandangan, ada yang berbeda dan ada yang sama. Namun bisakah pandangan kita menghidupkan diri kita? belum tentu. Terkadang kita tampak secara jasadi hidup, pada hal kita sudah lama mati, bagai mayat-mayat hidup memandang tak tentu arah, tidak terfokus, bagai memandang air di padang pasir tandus yang dipandang tak tembus (fatamorgana), bagai memandang bayang-bayang di kegelapan malam tanpa cahaya, ini melamun namanya. Bila hal ini terjadi berarti pandangan kita sudah mati, alias pandangan mati, setiap dipandang, mati.

Bagaimana agar pandangan kita bisa hidup? Setiap dipandang, hidup? Pandanglah diri kita, caba renungkan: Mungkinkah diri kita ada tanpa ada yang mencipta? Mungkinkah diri kita dicipta oleh yang tidak pernah ada? Mungkinkah keberadaan kita dicipta oleh yang telah tiada? Mungkinkah keberadaan kita dicipta oleh sesuatu yang hidup-hidup mati (redup) bagai bola lampu kurang arus? Mungkinkah kita dicipta oleh yang sama seperti kita? Mungkinkah kita adakan oleh sesuatu yang derajatnya lebih rendah dari kita? Jawabnya hanya satu: Tidak mungkin. Selanjutnya yakinkan diri anda bahwa anda dicipta oleh Zat Yang Maha Ada, keberadanNya Sangat Mulia, ZatNya tidak sama dengan kita, ZatNya kekal abadi tak pernah mati, tidak beku, tidak kaku, bukan gentayangan, satu tapi ada disetiap waktu, ada disetiap tempat dan selalu ada di manapun kita berada, keberadaannya tidak pernah jauh dari sisi kita, Dia itu adalah Allah Subhanahu Wa ta'ala. KeberadaanNya terpandang dan terlihat dalam Kitab suci Al-Qur'an dan diterangkan sejelas-jelasnya dalam kitab Al-Hadits. Lalu setelah kita fahami isinya, kitapun meandang segala sesuatu seolah memandangNya, karena Dia lah segalanya jadi ada, maka inilah yang disebut pandangan hidup, segala yang dipandang membuat hati dan fikiran kita jadi hidup terang benderang tanpa redup sepanjang ruhNya masih melekat di jasad ini.

Dari pandangan hidup, kita mampu memiliki pegangan hidup, setiap memegang apapun dapat membuat hati dan fikiran kita jadi hidup, karena di segala hal ada campur tanganNya, sehingga segala yang dipegang dapat membuat diri kita jadi hidup walau sedang kusut oleh problematika hidup yang nyaris membuat diri kita kecut. Setiap dipegang, hidup. Iman kita jadi hidup kepada Allah Zat Yang Maha Hidup, seolah sintuhanNya masih terasa betapa lembutNya, dengan sintuhanNya itu lah kita jadi mampu menyintuh dan setiap sintuhan kita membuat jiwa kita semakin hidup kepadaNya. Orang yang menyintuh tetapi sintuhannya tidak membuat jiwanya memandang pada Zat Yang Maha Hidup, berarti orang itu sudah mati, mungkin mati hati, mati fikiran atau mati suri.

Dari pegangan hidup, kita akan lebih yaqin jika punya sandaran hidup. Banyak orang punya sandaran, namun sandaran yang dimiliki rapuh karena terbuat dari kayu, sandarannya berkarat karena terbuat dari besi, sandarannya meleleh karena terbuat dari air, sandarannya panas karena terbuat dari api, sandarannya gembung kempes karena terbuat dari angin, sandarannya dingin beku karena terbuat dari es salju, sandarannya keras dan pecah karena terbuat dari batu, sandarannya meliuk liuk karena terbuat dari baja, seng atau almanium. Sandarannya berubah-ubah karena terbuat dari hantu gentayangan, sandarannya seperti dirinya karena terbuat dari manusia, semuanya rapuh, semuanya berjangka waktu, tiada yang abadi selain Allah. Setelah batin beralih sandaran hanya kepada Allah saja, barulah terasa betapa jiwa jadi hidup tak pernah redup, walau jasad telah menjadi tanah sekalipun, jiwa tidak pernah resah gentayangan, tetapi tenang tentram damai menatap masa depan.

Aduh mataku sudah mengantuk, waktu sudah malam, esok atau lusa kita sambung lagi ya? bay bay sobat muda !!!... www.kiyaimudaonline.blogspot.com